Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019
Gambar
Sudah jatuh tertimpa tangga (Kena tilang dan Gagal tes) Entah semalam aku bermimpi apa? Sampai pagi ini harus tertimpa masalah bertubi-tubi. Pagi ini masih sama cerahnya seperti hari yang lalu, burung peliharaan Bapak didepan rumahpun masih berkicau begitu syahdunya, suasana sangat   tenang dan hening, seharusnya suasana seperti ini kedamaian menyelimuti hatiku tapi entah kenapa malah hatiku gelisah seperti ada yang ditakuti,   mata tiba-tiba “Kedutan” kata orang tua zaman dulu kalau mata kedutan sebagai pertanda buruk atau kalau tidak kita akan menangis karena sesuatu, akan hal ini kita boleh percaya atau tidak. Atau mungkin semua hanya kebetulan. Ya, aku berangkat pukul   7.30 wib dari rumah masih sangat pagi, seperti biasa sebelum pergi keluar rumah membaca doa-doa berharap diperjalanan tidak ada halangan. Dijalan arah Gandu, setelah perlintasan rel kereta api ada seorang Bapak yang meneriakiku, kebetulan beliau berada didepan warung yang saat melaju di
Gambar
RESENSI BUKU : SURGA YANG TAK DIRINDUKAN  Oleh : Yunita Nurmalasari Identitas Buku Judul buku : Surga yang tak dirindukan Penulis : Asma Nadia ISBN :                        978-602-9055-21-4 Penerbit : AsmaNadia Publishing House Harga : - Tebal buku : xii + 308 hlm.; 20,5 cm x 14 cm Editor : The Nita, Diyan Sudihardjo Tahun terbit : Cetakan pertama, Juni 2014 --- Surga yang tak dirindukan.  Mendengar kata "Surga" hal apa yang melintas dipikiran kalian; Keindahan, kemewahan, dan juga pasti tentang kebahagiaan yang sempurna, bukan? Buku Novel karya penulis Asma Nadia ini merupakan buku terlama dalam penyusunannya dari 49 judul buku yang pernah ditulis oleh Beliau. Buku ini juga sempat diterbitkan dengan Judul “Istana Kedua” Oleh Gramedia Pustaka Utama. Disini sang penulis mengambarkan sebuah surga yang dimaksud adalah Rumah. Rumah adalah sebuah istana, sebuah surga yang dibangun atas nama cinta karena ridhoNya.
Gambar
SEBUAH PUISI (Sumber foto : Pinterest) Kelam Aku ingin melangkah keluar Dari pekatnya tempatku beranung Gelap ini terlalu pekat Membuatku semakin takut terjerembab Aku mulai menangis sesenggukkan diujung ruangan Hanya isak tangisku yang menjadi kawan Tak ada seberkas cahaya yang menerangi Hitam gelap itu terlalu menakutti Aku ingin segera beranjak pergi Namun entah mengapa langkahku tercekat Bibirku semakin kelu Lambat laun nadiku mulai berdetak lemah Ada ketakutan yang mulai lagi merasuki Tentu tentang kesedihan dan kesendirianku ini Tak ada yang ingin mengerti maupun mencoba peduli Apalah artinya seorang aku ini yang sudah tidak berarti lagi? Sunyi masih melekat mencengkram diri Semakin lembat waktu berjalan semakin menghantui Aku mohon tolong bawa aku pergi! Pada sebuah cahaya yang akan menanungiku kembali Nganjuk, 28-09-2019
Gambar
SEBUAH PUISI (sumber foto : Pinterest) Pada rindu, Jangan pernah kau persulit lagi rasaku Aku hanya ingin menjauh pelan namun pasti Agar aku tak salah menafsirkan lagi Sekedar rasa cinta atau kagumkah padanya ini? Karena sungguh aku tak lagi ingin diusik kembali Kepada rasa yang selalu menghantui Benarkah ada semua ini atau hanya sebuah ilusi Aku ingin melupakan dengan perlahan Seiring rasaku mulai memudar Atau biarkan ia hilang sendirian Berjalannya waktu aku ingin belajar tegar Jangan ingatkan aku pada sebuah luka Yang membuatku kembali mati rasa Rindu, Jangan lagi kau persulit rasaku Tetap menanti dia yang pergi mencari Atau melepaskan ia yang memutuskan mengakhiri Jika hidup adalah sebuah pilihan Maka jatuhkan aku pada sebuah pilihan tanpa ada yang merasa keberatan Nganjuk, 27-09-2019
Gambar
JERITAN HATI (sumber foto: pinterest) Sebuah rasa Andai kau mau mencoba menatap mataku Barangkali, sejenak akan kau temui yang tak pernah didapati lagi Pada setiap hati yang tengah kau cari-cari Dalam pandanganku ada cinta yang tak ada habisnya untukmu Namun tetap saja bagimu aku tak akan pernah cukup berarti Entah hanya sekedar teman menanti atau teman untuk mengakhiri segala kesendirian hati Aku yang tak pernah berniat menjauh sedikit Meski kau pernah meminta untuk beranjak jauh lalu kemudian pergi Andai, dulu waktu memberiku kesempatan untuk mengulang Akan kupastikan lagi sebuah rasa agar kesalahan tak kembali terulang Bahwa apa yang tengah kunanti bukanlah dirimu yang sejati Yang pada akhirnya pergi melukai sebuah hati Mungkin jika waktu memberiku kesmpatan Aku akan kembali lagi menimbang Menyediakan sedikit ruang untuk mengemasi hati yang kian sempit ini Sebelum pada akhirnya aku memutuskan lagi untuk segera beranjak p
Gambar
SEBUAH PUISI (Sumber foto : Pinterest) Senja itu bukan kamu Sudah pernah ku bilang diawal segala tetang senjaku Bukan lagi melulu soal dirimu dimasa lalu Tentang sebuah cinta yang tak pernah bisa ada Aku sudah belajar ikhlas seperti yang menjadi pintamu                                                        Kau sendiri kan yang bilang Kalo aku harus lebih tabah dari hujan bulan juni Yang puisinya pernah kau syairkan Lalu mencoba menguji lagi kesetian diri dengan sebuah janji Syair senjaku bukan lagi soal dirimu Yang selalu berkata kamu tak lagi pantas untukku Padahal akulah yang tak pernah bisa menepati hatimu Begitulah kamu sangat suka membolak-balik keadaan Aku tidak pernah lagi berharap untuk ada hati menetap Aku tak pernah juga memaksa untuk yang sepertimu akan ada Aku tak pernah menuntut untuk selalu kau harus ikut Menetap pada sebuah perasaan atau meninggalkan sebuah perasaan Jadi kumohon berhentilah merasa bahwa
Gambar
SEBUAH PUISI (sumber foto : Pinterest) Tentang Hidup Hidup tak melulu soal dirimu dan dirinya Tak melulu soal aku, kamu dan sebuah cinta Hidup itu tentang sebuah proses yang terus berjalan Menghasilkan kebaikan atau malah menyebabkan keburukan Hidup itu tidak melulu soal ini milikku itu milikmu Tapi tentang kita dan segala kebersamaan Bukan hanya tentang lika-liku Tapi juga jalan yang kadang mulus tanpa batu Hidup itu tentang sebuah perjalanan Bukan hanya sekedar pulang dan pergi tanpa persinggahan Bukan pula tentang rute tercepat dan sampai dengan selamat Melainkan tentang jalan yang terjal namun bisa kita lawan Hidup itu memang harus seimbang dan bebarangan boleh juga bergantian Ada tawa-tangis, suka-duka, sedih-bahagia Ada yang membenci ada pula yang mencintai Ada juga yang bertemu, namun ada juga yang harus berpisah Hidup itu penuh dengan segala warna Membahagiakan jika kita selalu bersama Perbedaan bukanlah seb
Gambar
PUISI (sumber foto : Pinterest) Untuk ragaku Tolong bantu aku untuk selalu bisa memastikan Kau masih kuat menompang tubuh ini Belajarlah sanggup meski sedikit rasa terbebani Meski terlihat rapuh, tolong berusahalah lebih kuat lagi Tegarlah, walau pada akhirnya akan tiba masanya goyah Ini adalah sebuah kenyataan kehidupan Pahit ataupun manis tak lagi berarti Karena tetap aku sendiri yang menelannya kembali Tak perlu lagi bersusah payah dalam menjawab segala tanya Mereka tak perna benar-benar simpati Hanya ingin mengasihi diri tanpa belas kasih Tak pernah ada yang benar peduli pada sosok pedih ini Tak perlu kembali mengulang tanya yang terjawab Tentang kemanakah larinya sebuah nurani Ketika sudah tiada lagi keadilan untuk segala hati Yang mencoba menjadi kuat kembali akibat duka yang melimuti Kemana perginya sebuah janji Ketika kutagih kembali sekedar sebagai pengingat diri Kemana aku harus mencari kembali Sisa-sisa k
Gambar
RAJUTAN AKSARA-KU (sumber foto: Pinterest) Apa yang kamu tulis mencerminkan seperti apa dirimu, Benarkah? Kalo begitu menurut kalian menulis itu sekedar hobi atau malah menjadi tempat untuk mencurahkan segala isi hati, sih? Kalo aku berada di opsi pilihan yang mana ya? Hehe, Atau malah ada sebagian dari kita yang menjadikan menulis bukan hanya sekedar hobi atau mencurahkan segala isi hati, melainkan tempat untu investasi dan mengahasilkan uang, Nah lho. Ada diopsi yang manakah kita ini? Alhamdulilah, tidak menyangka rasanya Allah masih memberiku kesempatan untuk bisa Ngodop sampai hari ini dipekan kedua, semoga bisa lolos sampai tahap akhir. Ditantangan pekan kedua ini benar-benar rasanya membuat diriku tertantang untuk mengulas ulang, mengenai jenis tulisan apa sih yang selama ini mewakili semua tulisanku selama ini. Rasanya aku tidak perlu banyak waktu lagi untuk menetapkannya, karena diawal sudah menjadi ciri khasku bahwa apa yang ku tulis tidak j
Gambar
HATIKU BICARA (sumber foto ; pinterest) Lagi-lagi kamu datang, mengusik segala ketenangan Kali ini bukan hanya tentang sebuah kenangan tapi juga masa depan Aku kembali lagi kau caci maki dengan berjuta opini gila yang kau buat-buat Katamu, tau apa aku soal cinta? Yang katanya dia hanya untuk milikmu saja Jangan lukai senja kita (aku dan dia), Maksudku senja yang pernah mengukir namaku dan namanya Semua bukan lagi soal rasa, karena baginya aku memang tak pernah ada Sedang kau selalu dalam sebuah rasa khawatir yang semakin menjadi-jadi mengapa aku aku disana. Jauh sebelum aku mengenal tentang kisahnya aku sudah lebih dulu menjadi kekasih senja Sebelum pada akhirnya dia datang dan mengalihkan segala perhatian Bahwa senja itu terbagi dalam dua rasa jiwanya dan cintaku yang beralih padanya Bukan tentang kamu orang ketiga yang menghancurkan segenap rencana Sudah cukup! Bagiku mendengar ribuan alasan, sudah tak masuk lagi dalam akal Kau ya
Gambar
SUARA HATI (sumber foto : Pinterest) Mencintaimu, sepertinya sudah lebih dulu menjadi keputusanku Bahkan sebelum kamu menemuan dia yang disebut cinta Tapi entah mengapa disini seolah akulah yang kalah Ketika sudah diputuskan pilihanmu adalah dia Jika aku bisa memilih sebuah takdir Bisakah Dia menjadikan kamu dan aku adalah kita Seperti pada sebuah syair yang pernah kamu lantunkan pada senja Bahwa ia telah mengukir sebuah nama dimana ada aku dan kamu disana Nanum pada akhirnya harus kuucapkan selamat berpisah dipersimpangan jalan Aku akan menantimu disebuah ujung jalan Entah tetap dengan kesendirianmu yang melelahkan Atau berdua dengan penuh kebahagiaan Aku tak pernah menyesal ketika sudah mengambil keputusan Entah untuk tetap berjuang atau sekedar mempertahankan Beranjak pergi karena lelah menanti Aku tetap setia menunggu walau dirasa sudah tak mampu Jangan ragu untuk kembali Jika nanti kamu sudah sadar lagi Bahwa
Gambar
PROSA LIRIS (sumber foto: Pinterest) Menjadi patah karenamu Aku sudah lupa ingatan, Berapa jumlah retakan yang membelah membuat kita menjadi semakin terpisah Berapa liter air   mata yang tumpah ruah menggenangi setiap ruas jalan kehidupan Dan berapa ribu kilo meter yang sudah kutempuh dengan penuh kesusahpayaan Aku merintih, menahan sakit Namun kau tetap menganggap itu adalah senyum kebahagiaan Kadang kala aku ingin menjadi seperti yang melintas dipikiranmu Menjadi kuat dan terlihat semua masih baik-baik saja tanpamu Aku ingin setiap kali mata kita beradu temu Tidak ada curiga yang menjadi tanya kekhawatiranmu Bagaimanakah aku tanpamu? Yang belajar menjadi kuat meski rapuh masih bersemayam dalam ragaku Jika mampu kupastikan cinta itu masih bersemayam Akankah aku kembali mengulang luka yang selalu kau beri Bukan dengan mencintai Aku tetap ingin disana berdampingan karena ingin dicintai Kenang, Harusnya tiad
Gambar
PROSA LIRIK (sumber foto: pinterest) Tentang kabar nya dihari ini? Hai, apa kabar seseorang yang selalu kusebut kamu? Eh, maksudku. Lebih tepatnya apa kabar hatimu? Ku dengar kamu sedang sakit menyanga susunan hatimu yang telah dipatahkannya Jadi bagaimana rasanya? Akhirnya kamu merasakan juga apa yang dulu kurasakan Dicampakkan, dikecewakan, diabaikan dan dibiarkan Setelah berusaha meyakinkan setiap manusia bahwa benar hanya kamu yang menjadi cintanya Menolak segala jenis manusia yang hadir ditengah kebahagiaan kalian Pengemis cinta, Bukan, aku bukan sepertimu Aku ikhlas mencintai meski mendapatkan sebuah penolakan Aku tidak pernah menuntut sebuah balas perasaan Lain dengan kamu, Yang pernah menjadi cintanya Ketika semua hancur Malah menuduh aku sebagai segala penyebabnya Kamu ingin tau siapakah aku dimatanya? Aku hanyalah seorang teman baginya, Teman cerita, teman berbagi suka-duka, teman yang hanya men
Gambar
PROSA LIRIS (sumber foto : pinterest) September Wish Ada kalanya sebuah kenyataan berbanding terbalik dengan impian Aku merajut kembali sisa-sisa harapan yang pernah dihancurkan Tertatih, gerakku tidak lagi normal Aku mulai beranjak untuk bangkit kembali setelah menerima sebuah penghianatan September wish, Jangan jadikan aku manusia yang manja Meski harus merangkak dulu biar kucoba agar aku tau bagaimana sebuah usaha Berdiri dikaki sendiri jauh lebih membuatku bahagia Ketimbang duduk bersimpuh merana memohon belas kasih dari yang terlara Katanya ada cinta disana Kuperbani luka dengan segala janji manisnya Lagi-lagi aku harus kecewa, kenyataannya masih sama saja Aku yang menderita dan kau jadi pemenangnya Aku tak ingin kesedihanku terserak sepanjang jalan kenangan Menutupi kepedihan dengan kepura-puraan yang dibalut tawa Berusaha tegar untuk orang lain Tetapi menyimpan patah hati sendirian untuk kesekian kali
Gambar
PROSA LIRIS (sumber foto: pinterest) Menjadi baik bukan untuk kamu Lelah, Pada akhirnya aku merasakan apa yang paling aku takutkan Ya, menjadi baik hanya untuk dicintai seseorang sangat melelahkan Segala hal harus terlihat baik bahkan pada hal yang tak kusenangi Menjadi baik bukan tentang menirukan sifat orang lain Menjadi baik perihal kenyamanan diri dan keikhlasan hati Bukan untuk menarik simpati Melainkan untuk menggapai ridho Illahi Aku tau suatu hari aku merasakan sebuah perpisahan Bukan karena sebuah kepergiaan seseorang Namun pada hal-hal yang memang harus ditinggalkan Waktu yang digunakan sebaik mungkin, hidup yang perlu ditata jadi lebih baik Aku tidak ingin hidup dalam kepura-puraan Terjebak pada ketakutan yang kubuat-buat Sesat dalam sebuah ambisi yang membuatku terperangkap Bahwa ada hal yang lebih patut untuk dipersiapkan untuk menghadapi kenyataan. Aku tidak pernah mempermainkan perasaanku Mencaci maki keadaan yang tak
Gambar
Sebuah PUISI (sumber foto : google) Apa kabar bumi pertiwi hari ini? Tiada lagi genangan air akibat hujan semusim berlalu Kekeringan melanda bumiku di bagian mana saja Panas menyengat menyebabkan dahaga Sedang tubuhku sudah basah kuyup oleh keringat Sampah plastik, dedaunan kering, kertas yang terhempas Sudah lebih dulu terbakar oleh kemurkaan Ulah jahil tangan manusia ataukah bencana alam teguran sang pencipta Melalap habis semua yang ada lingkungan atau bahkan para penghuninya Udaraku sudah tidak segar lagi, tak sehat lagi bagi pernafasan kami Udara disini bukan lagi menghidupi tapi racun pembunuh bagi kami Udaranya lebih berpolusi dari macetnya kendaraan ibukota Semakin sesak dada-dada yang berusaha lapang namun diciutkan kembali oleh kenyataan Kemana larinya sebuah janji yang tiba-tiba dibawa serta pergi Bersama ditinggalkannya sebuah kertas warna pelangi Yang dibungkamkan kepada mulut sebagian pejabat negeri Yang membuat kami malah semak
Gambar
Ketentuan takdirNya (sumber foto : ejakata.blogspot.com) Bukankah jodoh, maut, rezeki semuanya adalah takdir allah yang telah dituliskan dalam kitab lauhul mahfudz. Lantas mengapa kita sebagai manusia masih saja gelisah dalam menjalani hidup hari ini dan dikemudian hari. Bukankah arti daripada iman itu adalah percaya. Ya, termasuk percaya bahwa segala hal yang terjadi dalam hidup kita adalah ketentuan dari takdir rencanaNya. “Aku sibuk,” kataku. Iya, aku tengah sibuk mempersiapkan diriku untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Bukankah allah telah berfirman bahwa lelaki yang baik hanya untuk perempuan baik. Lantas bagaimana dengan aku yang belum baik? Masih pantaskah aku mengharapkan lelaki yang baik untuk menjadi pendamping hidupku kelak, paling tidak dia yang mampu membuatku jauh lebih baik dari yang sekarang ini. Em… bukankah semua harus dilakukan hanya karena Allah ta’ala. Tapi lewat perantaranya siapa tau Allah ingin menjadikan aku menja
Gambar
Perempuan bisa apa dalam hal mencintai? Perempuan itu berhak memilih, mengambil keputusan maupun menetapkan pilihan. Perempuan, tidak hanya menerima keputusan dan dipilih. Ia behak memilih entah untuk cintai atau untuk mencintai. Perempuan bisa apa dalam hal mencintai? Diam? Memendam? Atau paling berani ya meminta secara terang-terangan lewat doa pada Allah untuk dipersatukan dengan lelaki yang dicintai. Selebihnya bisa apa? Memutuskan untuk mengungkap lebih dulu, iya kalau diterima kalo ditolak dimana letak harga dirinya, bukankah sebaik-baik perempuan adalah yang menjaga kehormatannya. Allah Ta’aala berfirman :   قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُ Katakanlah (wahai Muhammad) bagi wanita-wanita mukminat untuk menundukkan pandangan-pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan-kemaluan mereka ( An-Nur : 30 ). Taukah kalian mengenai makna yang terkandung dalam ayat tersebut diatas? Pada zaman