Semua anak terlahir sempurna (1)

" SEMUA ANAK TERLAHIR SEMPURNA (part 1) "

SEKOLAH yang seharusnya menjadi tempat menuntut ilmu, malah dijadikan ajang pentas sosialita layaknya artis, ajang pamer kekayaan dan kekuasaan orang tua. Sekolah yang seharusnya dapat mendidik karakter anak menjadi lebih baik malah menjadi ajang adu kekuatan, sekolah yang seharusnya menjadi rumah kedua tempat belajar, bermain, malah menjadi tempat yang ditakuti sebagian anak karena kasus bullying dan kekerasaan oleh pihak-pihak guru. Beberapa hari terakhir viral kasus bullying anak sekolah yang bertengkar soal cinta, dan yang paling baru adalah kasus bullying anak orang miskin yang sepatunya dirusak oleh anak-anak tidak punya aturan hidup. Saya menulis tulisan ini sebagai bahan untuk renungan kita bersama karena kebetulan saya sendiri adalah korban bullying. Sejak Taman kanak-kanak (TK) saya sudah merasakan rasanya dijauhi oleh teman saya, diperlakukan tidak adil oleh guru, dan dididik secara sepihak oleh guru-guru saya. Saya tidak akan menyebutkan identitas sekolah saya karena saya tidak ingin dituduh mencemarkan nama baik. Kasus ini saya alami sejak duduk dibangku TK-SD dimana temab sekolah tidak berubah pada dua masa itu.

Cerita singkat :

Dulu ketika saya dibully saya pernah bertanya pada Ibu saya, kenapa teman-teman membenci saya. Jawaban Ibu saya singkat. Waktu itu usia saya 5 tahun lebig tahun ini seharusnya saya sudah boleh sekolah tapi karena ibu belum punya biaya saya belum dimasukkan sekolah, sampai Ibu teman saya yang masih saudara dengan saya datang menawarkan bantuan, karena waktu itu sedikit terlambat pendaftaran saya langsung dimasukkan kelas, nah disana saya punya teman yang tak pernag bisa menerima kehadiran saya dengan baik sejak awal saya masuk TK-SD mereka memusuhi saya karena katanya saya anak baru yang tidak diinginkan. Di SD saya harus mau jadi budak mereka yang rela disuruh-suruh dan diejek dulu agar bisa menjadi teman mereka, namanya juga anak kecil ya saya nurut saja too. Apalagi, saya sendiri waktu itu. Dizaman saya sudah ada loh yang namanya Ketua Gengs yang dipimpin sama anak orang kaya, yang katanya paling cantik dan pintar. Saya pernah diusir dari tempat duduk saya, sampau saya duduk dilantai menulis dan belajar disana beberapa kali. Jangan tanya apa guru saya tau hal itu, jelas saja tau! Karena itu saat jam pelajaran berlangsung. Jangan tanya juga apa tindakan guru saya tau hal itu, jelas dia diam saja! Karena guru saya waktu SD membela anak-anak nakal itu anak-anak orang kaya itu, malah tak segan pula guru lelaki itu mendekati Ibu teman saya yang kaya itu dengan menbiarkan anaknya membully anak lain dengan mempintar-pintarkan anaknya itu.

Jika sekarang saya miris melihat murid yang menghajar, memperlakukan buruk bahkan sampai melaporkan gurunya ke polisi hanya karena kesalahan yang diperbuat salah dan tidak mau ditegur, dulu masa saya sekolah, ya seperti ini terjadi kasus bullying pada orang-orang lemah seperti saya ini bedanya guru SD saya dulu hampir semua gurunya pilih kasih. Dulu saking bencinya saya dan sakut hati saya pernah meminta beberapa saudara saya dan tetangga saya agar tudak disekolahkan disana, banyak yang menerima respon baik tapi ya karena sibuknya orang tua dan disana sekolah yang paling dekat maka dibiarkan nya anak itu sekolah disana. Bukannya saya disebut murid durhaka dan tidak tau balas budi, tapi benar saat dulu saya hampir mau putus sekolah karena kasus bully ini, mimpi yang harusnya saya pupuk sejak SD malah duhancurkan disana, dulu waktu SD buat jadi pengurus kelas kali bukan anak orang kaya dan pintar nggak bisa menduduki jabatan itu. Gimana mau tau anak itu pintar atau ndak, punya kemampuan atau ndak, kalau mencoba gurunya saja sendiri sudah membodoh-bodohkan muridnya gimana sang anak bisa berkembang menjadi hebat kalau mentalnya sudah dibunuh sejak dini.

Awal masuk SMP saya merasa punya hidup baru, dimana saya diterima baik dilingkungan sana, teman yang lebih banyak dan baik dari zaman SD dulu, guru yang tidak pernah pilih kasih. Disini saya baru tau apa kelebihan saya dan kekurangan saya, daru sini juga saya baru tau kalau hidup saya itu punya tujuan, menjadi pengurus kelas mungkin hal sepele bagi yang pengalaman waktu SD tapi hal yang sangat berkesan bagi saya, saat dimana guru mempercayai saya untuk mengatur kelas, menjadi pemimpin untuk teman-teman saya, disini banyak guru yang baik dan mendukung mimpi saya, bahkan saya sendiri lupa pelajaran apa yanf paling berharga yang daya dapat dari SD karena semya berharga bagi saya berharga karena saya tau semua harus sata syukuri, orang-orang yang dipandang sebelah mata seperti saya ini akhirnya punya mimpi juga dalan hidupnya untuk diraih. Pengawasan orang tua dan anak itu penting! Dalam rumah orang tua sebagai pendidik dan tempat sekolah utama bagi anak-anaknya, sedangkan sekolah ada rumah kedua untuk anak-anak mengembangkan ilmunya, sekolah itu tempat mencari ilmu, mencari pemahaman, mendidik karakter agar lebig baik tapi terkadang ada sekolah yang salah dalam menerapkan tujuan pendidikan, salah satunya ketika nilai dalam ujian lebih dianggap baik dari sebuah kejujuran. Hingga terkadang banyak anak yang berbuat curang dan menghalalkan banyak cara untuk menarik kepuasaan orang lain akan prestasu yang dicapainya. Semua anak terlahir sempurna, mereka punya mimpi, target, tujuan dan cara yang berbeda dalam mengapai mimpinya. Bukankah anak-anak itu sebetulnya adalah manusia yang paling tulus, memori mereka paling kuat dalam menerka ulang semya kejadian peristiwa yang dilihat, mencontoh apa yang dia ketahui, melakukan apa yang dia lihat, dia dengar dan dia ketahui dengan benar. Selain sekolah, rumah sangat berperan penting dalam mendidik anak. Apalagi peran orang tua yang paling utama, dalam hal rumah penyaringan nonton televisi dan pembatasan menggunakan gadget agar anak tak sembarang melakukan adegan miris seperti yang kebanyakan ditayangkan. Memang benar kata orang pengalaman adalah guru terbaik. Sejak sekolah TK sampai SMK yang selalu pernah mengalami kasus bully. Dari sana juga saya dapat menyimpulkab orang-orang seperti apa yang menjadi pelaku dan korban bullying ini.

Ditulisan kali ini saya hanya membahas sedikit mengenai kasus bullying yang terjadi pada saya waktu SD, itu hanya cerita ringkas. Entah tulisan ini bermanfaat atau tidak yang penting saya menulis, setiap tulisan kan! Punya pembacanya masing-masing. Di next tulisan saya akan share cerita kasus bullying yang saya alami sejak TK-SMK...
Terima dengan baik tulisan ini, terima baiknya abaikan buruknya.

Semoga setelah tulisan sederhana ini, kita sebagai manusia bisa sama-sama bekerja sama untuk meningkatkan peran kita dalam mengawasi dan mendidik tingkah laku anak-anak.

Sekian tulisan ini ditulis sebagai pelajaran, bukan untuk mengurui atau menjelekkan suatu nama orang secara pribadi maupun instansi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini