KOPLING WEEK2 APRIL

#OneWeekOnePost
#KOPLING_KomunitasPejuangLiterasiNganjuk

#Menulis4


" Siapakah aku tanpaNya "

Perpisahan... Adalah sebuah kata terkutuk yang pantang kuucapkan ketika harus merelakan seseorang yang membersamaiku lalu kemudian pergi meninggalkan. Dan pertemuan adalah sebuah peristiwa yang amat kusesali karena aku tau pada akhirnya akan ada jarak diantara kita yang membuat perpisahan itu terjadi.

Ketika bertemu Senja aku tak pernah mengucapkan salam perkenalan, pun ketika berpisah aku pernah mengucapka selamat tinggal. Karena aku tau Senja itu pergi untuk mengistirahatkan jiwanya setelah tugasnya usai untuk menjadi panorama pengisi latar dunia, tapi apa hal itu berlaku juga pada cinta yang telah ku jatuhkan pada sebelah hati manusia. Yang pada akhirnya aku tau ia akan berhianat.

Hari ini kamu perlu tau satu hal, orang baru itu memperkenalkan aku dengan fajarnya bukan pada sebuah senja, dia tak ingin menjadi sepotong senja untukku mengantikan dirimu. Karena sampai kapanpun senjaku tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun. Dia selalu memahami diriku bahkan lebih dari apa yang aku tau pada diriku sendiri. Hari ini juga orang baru itu mengajariku sebuah hal yang membuatku terheran yaitu bagaimana agar aku tak menaruh harap besar kepada seorang hambaNya yang nanti berujung kecewa, itu mengapa dia memperkenalkan aku dengan Fajar, agar ketika kita sama-sama jenuh nanti kita bisa sama-sama selingkuh, aku selingkuh dengan senja dan dia selingkuh dengan Sang fajar. Bukankah kedua ciptaan Agunh itu sama memancarkan sinar jingga yg mempesona mungkin hanya berbeda jarak muncul pada cakrawala dunia.

Aku tidak dapat mengungkapkan rasanya sebuah kecewa, terlalu sering semua terjadi aku hampir terbiasa.
Tidak ada lagi kopi atau teh yang aku suguhkan sore nanti, tidak ada juga sebuah cerita yang akan kusimpan pada senja, biar sore nanti kutumpahkan segala kerinduanku bahkan kepada seseorang yang tak pernah mengerti akan apa artinya diriku baginya.

Dulu, tanpanya... Aku mengira aku tidak akan baik-baik saja, nyatanya aku malah semakin biasa saja tanpa dia.
Ceritaku telah usai masa ini, kisah cinta yang kunantikan juga telah terjawab. Orang yang kucintai pada akhirnya bukanlah milikku dia akan menikah dengan tulang rusuk yang cocok untuk menguatkan tulang-tulang tubuhnya yang hilang, hidupku harus tetap berlanjut karena bagaimanapun tanpanya ceritaku akan tetap terus ada.

Hidup itu adalah perjuangan. Selama kita masih hidup kita akan tetap terus berjuang. Karena bukan hidup namanya jika tidak ada ujian. Aku juga belajar banyak dr sebuah luka.

Cinta itu menguatkan.
Jadi jangan pernah menyerah, atau berhenti berjuang hanya karena seseorang yang kita cintai, motivator kita, penyemangat hidup pergi meninggalkan kita. Jadikan saja kepergiaannya akan membuatmu jauh lebih kuat, Aku melakukannya untuk menguatkan diriku sendiri, justru tanpanyalah aku harus berusaha lebih baik lagi karena hidup tidak boleh bergantung terus menerus degan orang lain kita juga butuh berpijak dengan kaki kita sendiri meski terasa berat itu akan membuat kita jauh lebih baik lagi.

Jangan pernah bertanya seberapa banyak luka yang orang goreskan padamu, walau kamu tau bahkan kata maafnya pun tak akan mampu menambal luka itu. Tetaplah menjadi kuat dengan adanya sebuah luka, tanpanya kamu pasti bukanlah siapa-siapa.

Telah banyak nikmat syukur yang sering kita abaikan, banyak janji kita padaNya yang masih sempat tak ditunaikan. Kita kecewa terhadap sesuatu hal yang tak dapat kita peroleh, tapi Dia lebih kecewa ketika menyaksikan kita menyerah kalah pada sebuah keadaan. Dibalik sebuah ujian Allah telah angkat satu derajatmu pada tempat lebih tinggi disampingnya. Bukan hanya dihadapanNya lah kita semua adalah sama, hanya tingkat keimanan serta ketaqwaan yang menjadi pembedanya.

Kepada seseorang yang pernah pergi meninggalkan disaat aku butuh teman untuk berjuang, terimakasih. Karena sikapmu itulah aku lebih yakin memang berjuang sendirian tak mudah tapi nikmatnya akan terasa nanti. Kuharap kamu yang pernah pergi jangan pernah kembali lagi dihadapan dengan wujud, perasaan dan juga waktu yang sama seperti saat terakhir meninggalkan karena aku ingin buktikan. Bahwalah berjuang seorang diri itu tidaklah menakutkan.


Aku dan Sebuah perasaan,
Kuala lumpur, 11-04-2019

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini