KOPLING WEEK2

#OneWeekOnePost
#KOPLING_KomunitasPejuangLiterasiKabupatenNganjuk

#Menulis2

" Seandainya Cinta "

Aku menunggumu pada pelataran rindu yang tak pernah berujung temu. Padanya aku tetap menaruh rasa setia karena aku percaya cinta tidak pernah menghianatinya, walau aku tau takdirku nanti itu belum tentu kamu.

Pagi ini aku menyiapkan secangkir teh untukmu. Seduhannya dari racikan cinta bercampur rindu yang semakin menggebu. Aku ingin ketika kamu meminumnya nanti dapat kamu rasakan betapa rasa ini teramat dalam padamu.
Kemudian menghantarmu kedepan rumah untuk pergi bekerja mencari nafkah lahir batin untuk keluarga sederhana kita, mencium tanganmu dan berkata "Hati-hati dijalan ya sayang. Aku selalu mendoakan mu, segeralah pulang jika tugasmu telah usai diluar. Sore nanti aku akan menyuguhkan kopi untukmu dan kita nikmati Senja bersama".

Lamunan ku terbuyar ketika notifikasi pesan masuk berbunyi di layar ponselku.

"Kay, aku tidak tau mengapa kamu menyukai Senja. Senja itu ibarat perpisahan dan hanya sementara aku tidak suka itu. Aku lebih suka fajar, dia menenangkan. Bersama fajar aku menikmati rasanya berjuang. Tidak seperti senja, ia datang sangat lama hingga membuat aku bosan untuk menunggunya setelah dia memameriku warna jingga nya mempesona namun ketika aku mulai terpikat dia malah pergi tanpa permisi meninggalkan rasa yang mulai jatuh hati. Kay, aku tidak ingin kamu seperti senja yang datang menyapa lalu kemudian berlalu pergi lagi, datang meninggalkan kemudian pergi lagi karena yang kumau kamu ada menemani rasaku berjuang. Aku berusaha menyukai apa yang kamu sukai, tapi tetap saja aku tidak bisa terus berpura-pura terlihat baik-baik saja didepanmu padahal aku amat terluka. Aku mencintai mu, Key! Bisakah kamu membalas rasaku, belajarlah mencintaiku dari sekarang ya seperti aku yang selalu belajar mencintai apa yang membuatmu bahagia".

" Pyyyyaaaaaarrrrr.... ", Aku tak sengaja menyenggol cangkir teh diatas meja itu.
Ambyar, tidak ada lagi teh yang akan kutawarkan padamu.

Ya, memang seharusnya tidak pernah ada hal apapun yang harus kusuguhkan padamu ketika bertamu nanti. Bukan Teh maupun Kopi apalagi hati.
Ini bukan pertama kalinya kamu membuat aku tertegun dengan kejujuran mu, Ren. Aku memang membenci kebohongan tapi mengapa kali ini aku lebih membenci kejujuranmu itu.

"Kapan kamu bertamu? Bahkan aku tak pernah mempersilakan kamu masuk tapi mengapa kamu malah menjadi penghuni disana".

Ren, aku baru menyadarinya sekarang ternyata cintamu terhadapku benar-benar tulus. Aku mengabaikan yang nyata demi mengharap sesuatu yang tak pasti.

Senja, Fajar. Hanya karena dua hal itu aku menganggap kita berbeda.
Aku terlalu mencintai Aditya, padahal dia tak pernah mencintaiku bahkan menganggapku ada saja tak pernah. Aku mencintai dia karena aku kira kita sama-sama menyukai senja, kita sama-sama suka hujan dan... Banyak kesamaan kita. Namun ternyata cinta membuat kita tak pernah sama. Aku baru sadar Ren, ternyata cintaku pada Aditya hanyalah sebuah kagum semata kehadiranmu selama ini yang selalu aku halau dari pandangan ternyata tak bisa membuat rasaku memungkiri bahwa ternyata selama ini kamulah orang yang aku cintai.

***

" Kay, Maukah kamu menikah denganku? ", tanyamu padaku saat Senja bertemu dengan warna jingga yang sempurna.

" Ren... Ini bukan pertama kalinya kamu menemaniku pergi melihat Senja, tapi kali ini kamu bukan hanya menemaniku melihatnya bahkan kamu melamarku dihadapannya. Tidak ada alasan untukku berkata tidak, Ren. Walau aku tau kamu lebih menyukai Fajar daripada Senja itu sudah bukan alasan lagi bagi perbedaan kita, karena aku juga mencintaimu",

" Kamu tau nggak Kay, Mengapa aku lebih memilih Fajar daripada Senja mu itu ",

Aku hanya menggeleng pelan. Menunjukkan ketidaktahuanku.

" Karena aku tidak mau cemburu lagi denganmu ",

" Kok gitu? Maksudnya gimana? ",

" Iya. Biar kita sama sama bisa selingkuh ",

" Hah! Selingkuh? Maksud kamu ", Aku semakin bingung dengan maksud pembicaraannya itu yang bertele-tele.

" Iya... Kamu begitu mencintai Senja, Kan? Sama aku juga begitu mencintai Fajar. Jadi kita sama-sama bisa selingkuh, Adil bukan? ",

" Ih... Kamu nyebelin banget sih, Ren. Kamu tau nggak ",

" Sini... Sini... Kay, Kamu tau nggak mengapa aku menyukai Fajar dan kamu menyukai Senja. Kita itu sebetulnya saling melengkapi Kay, sama seperti Fajar dan Senja. Senja membagi warna jingga dan orange itu Sang Fajar, Karena apa... Karena Senja tak ingin orang-orang yang melewatkan nya begitu saja tanpa bisa menikmati keindahan nya, sama seperti Fajar alasan dia pun sama seperti Senja. Mereka itu sebetulnya sama-sama ingin berbagi dengan penduduk bumi tanpa takut rasa mereka terbagi. Sekarang kamu sudah tau kan alasan mengapa aku lebih menyukai Fajar daripada Senja? ",

" Iya ", Ren baru kali ini aku begitu kagum dengan penjelasanmu. Andai saja sejak dulu aku lebih memahamimu, pasti hatiku tak buta dan salah dalam mencintai.

Sekarang aku tau bahwa ternyata perbedaan kita selama ini bukanlah suatu alasan untuk kita tidak saling mencintai.

.
.
.
.
.
.
Jangan lupa kritik dan Sarannya 😁😁

Komentar

Postingan populer dari blog ini