KOPLING WEEK1 APRIL

#OneWeekOnePost
#KOPLING_KomunitasPejuangLiterasiKabupatenNganjuk

#Menulis3


" Senja tenggelam dimatamu"

Kala itu aku tidak punya perasaan apapun kecuali dua keadaan hati yaitu, bahagia dan bebas. Hidup dalam sangkar buatan tuan-tuan paling keji sangat menakutkan bukan hak-hak dirampas, impian demi impian dilenyapkan kita disana harus melakukan apapun yang disuguhkan entah itu kita sukai atau tidak raga kita dipaksa untuk menerima semua walau jiwa sangat ingin memberontak.

Udara Bulan januari sangat bersahabat, walau hujan akan datang untuk menepis kebahagiaan sederhana itu. Dia melenyapkan senja yang baru saja melambaikan salam perkenalan padaku.

Kamu dan aku mungkin berbeda, kamu jauh lebih beruntung segalanya dariku. Udara yang kamu hirup masih segar masih memberimu ruang untuk merasa terbebas, Senjamu masih berwarna merah cerah yang berdamai dengan jingga nya, bahkan hujan yang akan melenyapkannya menjadi malu sendiri kemudian menepi. Lain hal nya dengan aku, apapun yang ingin ku lakukan demi mecipta sebuah bahagia sederhana sangatlah tidak semudah yang kamu sepelekan, aku harus berjuang, aku tidak seperti dirimu yang segala sesuatunya dengan mudah untuk digapai.

Huh,
Menjelaskan ribuan katapun padamu perihal perasaanku sepertinya tidak akan pernah penting untukmu. Karena perjuangan seorang wanita dalam mencintai prianya mungkin bagimu terlihat sangat murahan sekali, itu mengapa kamu menganggap gampang semuanya yang terjadi bahkan kamu menyepelekan apa yang orang lain perjuangkan untuk kebahagiaan mu.

Kamu tau siapa aku? Tidak kan?
Aku ini adalah jelmaan jiwamu dimasalalu, jiwa yang dicampakkan kekasihnya karena cintanya tidak terletak pada ragamu, itu mengapa kamu ingin balas dendam. Karena kamu ingin tau bagaimana orang lain merasakan sakitnya dicampakkan serupa dirimu.

Hei...
Mencintai seorang diri, aku tak sanggup melakukan itu.
Aku ini wanita hatiku terlalu rapuh, meski logika selalu ku nomorsekiankan namun hatiku juga akan merasa sakit bila terlalu sering diabaikan.

Tidak perlu memberi pembelaan apapun untuk membenarkan dirimu, orang lain tak perlu tau bukan dengan semua tragedi cinta kita. Biar saja senja yang berlalu begitu saja setiap sore menjadi saksi pilu ini.

Secara terang-terangan kamu tunjukkan sebuah kebahagiaan, sedang aku selalu bersembunyi dengan tangisku. Apakah ini keadilan yang pantas untukku menurut versimu. Aku tidak bisa memilih dengan siapa aku jatuh cinta dan aku juga tidak bisa memilih hatiku akan berlabuh pada siapa, tapi aku selalu berharap hatiku akan halal kepada seseorang yang mampu menjaganya.

Ternyata kamu lebih suka memilih angin untuk berdua dengan dirimu, kamu bilang angin itu menghidupkan. Tidak seperti senja dia berlalu begitu saja, bahkan ketika kamu meminta dia untuk tinggal lebih lama, dia menolak.

Apa menurutmu sesuatu perbedaan memang sudah tidak bisa untuk disatukan lagi, jika iya maka selamanya tidak akan pernah ada perdamaian didunia ini. Sepertinya sebelum berdamai dengan sesuatu hal yang lain kamu harus lebih dulu berdamai dengan hatimu, mencoba ikhlas misalnya. Biarkan saja orang lain mencintai mu, dia pun tak pernah menuntut untuk kamu membalas semua perasaannya, bukan?

Ada sesuatu hal yang harus kamu tau, suatu saat angin itu akan berhembus pelan sehingga tidak terasa lagi sedang senja akan selalu ada untukmu.



Jangan lupa kritik dan saran yang membangun😊😊

Komentar

  1. Suka idenya. Pilihan diksinya juga mendayu-dayu. Tinggal dipoles sedikit, pasti ciamik.

    Masukan, perbanyak membaca karya penulis yang jam terbangnya tinggi. Pelan-pelan, pelajari juga PUEBI.

    BalasHapus
  2. Semangat belajar ya. Aku sependapat dengan Kopling. Tinggal poles ^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini