READING CHALENGGE ODOP
Ulasan Buku : Sepasang Angsa Putih Untuk Palupi



Hai, sobat aksara.
Kali ini aku akan memberikan ulasan buku pertama yang kubaca ditantangan Reading Chalengge ODOP, ini Lho, berikut sedikit ulasannya semoga membantu.

Judul : Sepasang angsa putih untuk palupi

Unsure intrinsic

Tema : cerita ini mengangkat tema tentang perjuangan seorang gadis yang tengah memperjuangkan mimpinya untuk menjadi seorang penulis. Meski mimpi itu ditentang keras oleh Bapaknya sang gadis tetap nekat, meski harus pergi karena tak direstui mimpi itu oleh Bapaknya ia mampu membuktikan dengan kegigihannya bahwa mimpinya itu benar-benar dapat di wujudkan.

Alur : dalam cerita ini mengunakan alur maju, mencertikan kehidupan sang tokoh dari awal hingga akhir dengan alur cerita runtut, meski diawal bab ada alur flashback untuk menceritakan kejadian sebelum sang tokoh melanjutkan kehidupan selanjutnya.

Latar :
*Rumah Palupi yang diperkuat dengan dialog yang diperbincangkan oleh palupi sang tokoh dengan Bapaknya
*Kota gudeg, Yogyakarta diperkuat dengan beberapa kali pendeskripsian tempat kejadian dibeberapa bab cerita
*Kota Jakarta, dikisahkan dengan segala macam cerita huru-haranya

Tokoh dan perwatakan :
*Palupi, tokoh utama dalam cerita ini digambarkan sebagai sosok yang keras kepala, apa yang sudah menjadi kemauannya tetap harus diwujudkan sekalipun itu bertentangan dengan pemikiran orang lain, terutama dengan pemikiran Bapaknya Palupi, sifat yang dimiliki Palupi ini sama kerasnya seperti sifat Bapaknya yang menentang keras impian Palupi sebagai seorang penulis yang katanya penulis itu hanya dilakukan oleh orang yang tidak punya kerjaan.

*Ibu Palupi, penulis cukup lihai dalam mengambarkan tokoh Ibu Palupi, disini sang tokoh digambarkan seperti kebanyakan tokoh seorang ibu pada umumnya, yang mencintai anaknya meski apapun yang terjadi, yang mengkhawatirkan anaknya bila jauh dari pandangan mata.

*Tokoh Sarmilah, pemilik kios tempat Palupi bekerja digambarkan sebagai sosok yang tegas, keras, kurang senyum ini tetapi mempunyai hati yang lembut diam-diam tanpa diketahui banyak orang, masa lalunya yang kelam menjadikannya perempuan yang kuat dan bersikap tegas dalam menangani keadaan apapun.

*Ken, lelaki berkacamata yang tak dijelaskan detailnya ini menjadi tokoh pendamping dalam cerita cinta palupi sang tokoh utama

*Ada juga Santi dan Bonita, teman seperantauan Palupi di Jakarta, namanya sahabat tetaplah sahabat ada saat senang, susah, suka maupun duka menjadi satu,

*Tokoh-tokoh lainnya seperti keluarga Palupi hanya digambarkan sebagai tokoh tambahan.

POV:
Sudut pandang orang ketiga serba tahu, penggunan POV ini memudahkan kita sebagai pembaca untuk mengetahui segala isi cerita dari setiap tokoh yang ada didalam cerita ini. Sehingga kita bisa merasakan lebih jelas, lebih dekat tentang masalah apa saja yang menjadi pembahasan dalam cerita ini.
Penggunaan POV orang ketiga ini sangat tepat, membuat pembaca tidak cepat bosan karena pesan yang diinginkan penulis bisa tersampaikan dengan baik kepada pembaca.

EBI:
Cerita ini menggunakan kalimat bahasa Indonesia yang baik, meski ada beberapa majas yang diselipkan dari cerita ini namun sederhana bisa langsung dapat diterima oleh pembaca. Jujur ditengah cerita saya terkagum dengan karya tulisan  Marliana kuswanti ini, banyak kalimat yang indah yang bahkan belum saya temukan pada tulisan novel yang pernah say abaca sebelumnya. Saya berfikir kenapa novel ini bisa masuk penerbit ini, ternyata memang tidak salah naskah ini benar-benar naskah yang baik penulis mempunyai cirri khas tersendiri dalam tulisannya, sehingga mudah bagi kita untuk mengetahui tulisan siapa ini.

Amanat :
*Semarah-marahnya kita kepada orang tua karena kesalahannya kepada kita, usahakan kita sebagai anak yang meminta maaf terlebih dahulu kepada orang tua kita meski kita tidak salah
*Hidup diperantauan memang keras, apalagi merantau kejakarta jika tidak punya keahlian atau kelebihan apa-apa maka bisa jadi kita akan terlantar dikota orang
*Sekeras-kerasnya sifat saudara kita kepada kita dia tetaplah saudara kita, mereka tidak jahat mungkin mereka bersikap lebih keras kepada kita mereka ingin kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi.


Unsur Ekstrinsik :
Perselisihan pada setiap anggota keluarga karena pendapat yang berbeda sudah sering terjadi, apalgi jika itu sudah membahas soal impian dan cita-cita seorang anak, setiap orang tua mengingkan yang terbaik untuk anaknya, meski entah tanpa sadar atau tidak orang tua begitu sangat over protektif sehingga menimbulkan ketidak nyamanan sang anak, yang membuatnya merasa impiannya dibatasi dan harus dikburkan impian itu demi mewujudkan impian orang tuanya.
Dalam cerita ini Bapak Palupi yang begitu keras melarang bahkan mencemooh impian Palupi untuk menjadi penulis itu tak masuk akal, diam-diam sang Bapak tetap mengkhawatirkan putrid bungsunya itu, menahan kerinduan yang tak bisa diungkapkan sampai ajal datang menjemputnya, ternyata sang Bapak telah menyiapkan kado terindah untuk sang anak yang tak pernah diduga sebelumnya.



Nah, itulah sedikit ulasan novel yang berjudung sepasang angsa putih untuk palupi yang ditulis oleh Marliana Kuswanti dan diterbitkan oleh Penerbit Bhuana sastra, semoga sedikit ulasan diatas bermanfaat :)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini