-

SEMINAR PERTAMAKU SEBAGAI MAHASISWI




Mahasiswi, adalah sebuah status yang sudah sangat lama aku dambakan kini telah aku sandang. Menjadi mahasiswi tentu tidak sama dengan menjadi siswi disekolah dulu, selain tugas dan tanggung jawab yang harus diemban dengan menyandang gelar maha yang berarti “besar”, banyak sekali tugas-tugas sebagai mahasiswi yang dikerjakan dengan tugas dan tanggung jawab yang besar pula.

Setelah hampir seminggu ini aku disibukkan dengan tugas dan kegiatan yang super padat tentunya dengan segala persiapan sebagai MABA “Mahasiswa baru”, beberapa hari yang lalu aku memperoleh informasi dari Dosen yang ditujukan untuk seluruh Mahasiwa-Mahasiswi untuk mengikuti kegiatan SEMINAR NASIONAL DAN CALL PAPER yang akan diadakan di aula kampus.





Singkat cerita, Undangan untuk semua tamu yaitu menunjukkan pukul 13.30 wib, seharusnya diwaktu yang ditujukan semua peserta sudah hadir ditempat, tapi lagi-lagi seperti yang sudah berlalu satu jam kemudian barulah semua kursi terisi penuh oleh peserta seminar dan acarapun dimulai.

Sebagai mahasiswa-mahasiswi baru semester pertama aku dan teman-teman sekelas yang paling rajin datang lebih awal supaya bisa duduk didepan, memang dalam suatu majlis ilmu jika aku masih punya kesempatan untuk duduk didepan maka aku akan mengusahakan agar bisa duduk didepan. Karena dengan dekat dengan pembicara pikiranku akan lebih terfokus terhadap materi yang akan disampaikan, kebiasaanku kalau dapat tempat duduk dibelakang apa yang disampaikan tidak akan sampai denganku karena bagian belakang akan dihuni oleh anak-anak yang ramai dan sibuk dengan kegiatannya sendiri ditengah acara.

Judul SEMINAR NASIONAL DAN CALL PAPER Hari ini di Aula Kampus IAI PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK ,Kamis, 17 Oktober 2019 adalah “Tentang PENGUATAN KARAKTER PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA”, dalam acara ini mengundang 5 Narasumber dari beberapa Guru besar Universitas yang ada di Indonesia.
Menurutku acaranya cukup meriah dengan sejumlah peserta yang cukup banyak, acara inti dimulai sekitar pukul 14.30 wib, sebelum acara dimulai semua peserta dan tamu undangan dimohon berdiri untuk menyanyikan lagu KEBANGSAAN INDONESIA.




Acara yang dimoderatori oleh salah satu dosen Kampus kami ini berjalan lancar, cukup meriah pada saat pembahasan materi dari narasumber pertama hingga ke-3, namun pada saat menjelang narasumber ke-4 dan ke-5 banyak peserta yang menggundurkan diri karena berbagai sebab, aku tau bagaimana rasa lelahnya mereka sebagai mahasiswa yang pagi harus bekerja siang sampai malam harus “Ngampus”, mungkin juga karena kemoloran jadwal yang terjadi membuat beberapa pembahasan sudah dan tak enak lagi jadi daripada masuk telinga kanan keluar telinga kiri mending undur diri saja, mungkin begitulah beberapa sebab alas an mereka gugur ditengah acara.
Rasanya memang tak afdol jika tidak menunggu acara sampai selesai, meski harus beberapa kali menguap dan menahan kantuk akibat rasa lelah yang tiba-tiba menyerang.
Acara selesai pukul 17.00 wib, sebelum acara selesai kami menyempatkan diri sebagai sebagian peserta untuk ikut foto bersama Narasumber.

Ini adalah cerita seminar pertamaku sebagai mahasiswi, aku masih harus disibukkan dengan tugas-tugas baru maupun seminar yang lain dalam beberapa jangka waktu yang pendek. Melelahkan memang namun jika kita niati semua mencari ilmu untuk mengharap ridhoNya inshaallah semua kana menjadi berkah.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

-
Gambar
Sebuah PUISI (sumber foto : google) Apa kabar bumi pertiwi hari ini? Tiada lagi genangan air akibat hujan semusim berlalu Kekeringan melanda bumiku di bagian mana saja Panas menyengat menyebabkan dahaga Sedang tubuhku sudah basah kuyup oleh keringat Sampah plastik, dedaunan kering, kertas yang terhempas Sudah lebih dulu terbakar oleh kemurkaan Ulah jahil tangan manusia ataukah bencana alam teguran sang pencipta Melalap habis semua yang ada lingkungan atau bahkan para penghuninya Udaraku sudah tidak segar lagi, tak sehat lagi bagi pernafasan kami Udara disini bukan lagi menghidupi tapi racun pembunuh bagi kami Udaranya lebih berpolusi dari macetnya kendaraan ibukota Semakin sesak dada-dada yang berusaha lapang namun diciutkan kembali oleh kenyataan Kemana larinya sebuah janji yang tiba-tiba dibawa serta pergi Bersama ditinggalkannya sebuah kertas warna pelangi Yang dibungkamkan kepada mulut sebagian pejabat negeri Yang membuat kami malah semak...
Baca selengkapnya
-
Gambar
 Benarkah orang jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti? (Sumber foto : Facebook) “Wahai Rasulullah, saya memiliki kerabat, saya sambung tapi mereka malah memutuskan, mereka berbuat buruk kepada saya tapi saya berusaha untuk berbuat baik kepada mereka. Mereka berbuat jahil kepada saya tapi saya sabar tidak ingin membalas dengan yang sama. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘jika yang kamu katakan itu benar, maka seakan-akan kamu menaburkan debu panas ke wajahnya dan senantiasa Allah akan menolong kamu selama kamu terus berbuat seperti itu'” (HR. Muslim) Belakangan ini sempat viral sebuah film yang sedang tayang dibioskop-bioskop, saya disini tidak ingin menyebutkan apa nama filmnya tersebut. Karena tujuan saya menulis   disini tidak ingin berfokus pada filmnya, karena kebetulan saya juga belum nonton jadi saya tidak berani mengatakan apa-apa mengenai film tersebut, tapi dari beberapa quotes yang sering muncul di media social...
Baca selengkapnya
-
Gambar
Berhentilah membandingkan diri sendiri dengan orang lain! (Sumber foto : Google) Kau tau apa yang paling melelahkan? Yaitu membanding-bandingkan hidupmu dengan hidup orang lain, padahal kamu tau setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing, punya prinsip hidup yang berbeda, punya sudut pandang berbeda bahkan segala ketentuan takdir jodoh, maut, rezeki setiap manusia juga berbeda-beda, dan percayalah meski terkadang dalam meraih sesuatu usaha kalian sama jika memang sudah takdir rezeki tidak akan lari kemana. Lantas jika sudah tau begitu, hal apa lagi yang mendasarimu untuk kembali menyimpan rasa iri hati? Itulah manusia, mereka terkadang lupa bahwa apa yang dimilikinya saat ini bisa jadi juga diinginkan oleh orang lain. Manusia terlalu bernafsu dan merasa kurang atas apa yang diterimanya. Melihat punya orang lain yang sedikit lebih dari apa yang dia miliki sudah membuat mata kita menjadi gelap, sampai gelapnya membuat pandangan buta dan ki...
Baca selengkapnya