RAJUTAN AKSARA-KU
(sumber foto: Pinterest)
Apa yang kamu tulis mencerminkan seperti apa dirimu,
Benarkah?
Kalo begitu menurut kalian menulis itu sekedar hobi
atau malah menjadi tempat untuk mencurahkan segala isi hati, sih?
Kalo aku berada di opsi pilihan yang mana ya? Hehe,
Atau malah ada sebagian dari kita yang menjadikan
menulis bukan hanya sekedar hobi atau mencurahkan segala isi hati, melainkan
tempat untu investasi dan mengahasilkan uang, Nah lho. Ada diopsi yang manakah
kita ini?
Alhamdulilah, tidak menyangka rasanya Allah masih
memberiku kesempatan untuk bisa Ngodop sampai
hari ini dipekan kedua, semoga bisa lolos sampai tahap akhir.
Ditantangan pekan kedua ini benar-benar rasanya
membuat diriku tertantang untuk mengulas ulang, mengenai jenis tulisan apa sih
yang selama ini mewakili semua tulisanku selama ini.
Rasanya aku tidak perlu banyak waktu lagi untuk
menetapkannya, karena diawal sudah menjadi ciri khasku bahwa apa yang ku tulis
tidak jauh dari kata “Cinta” Cinta itu definisinya sangat luas ruang cinta itu
tak memiliki batas. Beberapa teman pernah bertanya padaku kenapa kamu harus
selalu menulis “Tentang Cinta”, jawabku setiap kali pertanyaan yang sama muncul
cukup simple kok, “Cinta; kita terlahir dari dua orang manusia yang saling
jatuh cinta, membangun cinta karenaNya. Kita diciptakan oleh Tuhan Sang pemilik
segala Cinta, kita besar dan tumbuh dengan Cinta dan kasih sayang, Karena
sebuah cinta kita hidup bahagia berdampingan dengan orang-orang yang penuh
dengan cinta.” Pokoknya hidup kita tidak jauh dari sebuah cinta yang membuat
kita menjadi manusia kuat dan penuh cinta.
Aku masih ingat ketika pertama kali sadar mengenai
hobi baruku ini, Menulis. Ya, aku mulai memiliki hobi ini sejak duduk dibangku
SMP berawal dari sebuah curhatan hati yang kutulis dibuku diary aku malah jadi
sering menulis cerita karangan yang ditulis sendiri. Mulai dari cerpen hingga
sebuah puisi.
Dalam dunia kepenulisan, ada beberapa genre yang
bisa dipilih untuk memudahkan orang-orang menggolongkan mengenai jenis tulisan
apa yang kita tulis. Mulai dari : Romace story, horor story, sad story, happy
story atau komedi story.
Pekerjaan yang menyenangkan adalah hobi yang dibayar.
Selama waktuku saat ini, aku masih belum bisa benar-benar menjadikan “Menulis”
itu sebagai sebuah pekerjaan, karena
memang aku tergolong newbie di dunia
kepenulisan ini. Selama ini juga aku sekedar menulis untuk menyalurkan hobi
terkadang pula dengan sengaja aku malah mencurahkan isi hati melalui puisi yang
bisa dikatakan masih amburadul dengan minim diksi dan syarat kepenulisan yang
terkadang masih saja sukaku kesampingkan. Jujur sampai saat ini juga aku masih
bingung dengan jenis tulisan seperti apa yang ingin kudalami, sampai hari ini
aku harus menulis sebuah tantangan dari ODOP untuk menilai sendiri jenis
tulisan seperti apa tulisanku ini.
Aku lebih suka menulis cerita fiksi, karena bagi
seorang pemula sepertiku menulis fiksi seperti : cerpen, puisi dan juga prosa
adalah hal yang paling mudah untuk dipelajari oleh pemula. Selain itu aku lebih
suka dengan tulisan fiksi karena ceritanya tentang kehidupan dan cerita cinta,
tulisan fiksi menurutku akan menjadi bacaan yang ringan untuk anak-anak,
remaja, maupun dewasa. Karena selain ceritanya yang khas jenis tulisannya juga
tidak berat. Aku menulis seperti ini bukan berarti beropini kalau tulisan
non-fiksi adalah bacaan yang berat. Bukan. Karena setiap penulis punya ciri
khas tulisannya masing-masing dan pembaca juga punya sendiri genre tulisan seperti
apa yang disukai untuk dibaca.
Pernah suatu hari aku mengikuti akun instagram seseorang
yang dimana isi postingannya adalah sebuah gambar yang sangat menarik disertai
caption sebuah tulisan yang disebut “Prolis atau Prosa liris” atau suka dengan
tulisan sejenis ini, karena tulisan seperti ini semacam aku menemukan diriku
didalam tulisan tersebut. “Prolis atau Prosa liris” jenis tulisan inipun baru
aku ketahui ketika aku tanyakan pada salah satu group besar kepenulisan online
yaitu group menulis One Day One Post, lebih jelasnya tentang bagaimana ilmu
kepenulisan “Prolis” ini atau seperti apa ketentuan penulisannya jujur aku
belum tau dan belum begitu mempelajarinya, namun selama ini aku masih nyaman
dan suka menulis tulisan jenis “Prolis” ini untuk kupilih menetapkan jenis
tulisan apa yang aku tulis.
Tulisan jenis Fiksi, Novel salah satunya aku paling
menyukai Novel karya Bunda Asma Nadia, pasti banyak orang yang tau juga kan
tentang beberapa karyanya yang bahkan mungkin hampir semua menjadi karya Best
Seller. Aku menyukai tulisan beliau karena selalu ada pesan yang beliau
sampaikan lewat tulisannya, dan hampir semua tulisannya ditulis berdasarkan
kisah nyata.
Saya kagum dengan cara penulisan beliau tentang
bagaimana caranya menggabungkan cerita nyata (True Story) tapi tetap mengusung
sedikit cerita fiksi didalam nya dengan beberapa kalimatnya yang bisa menyihir
setiap pembaca untuk merasakan apa yang terjadi pada tokoh setiap ceritanya.
Saya menulis sekedar menyalurkan hobi, memperbaiki
kualitas tulisan dan belajar lagi untuk lebih paham tentang apa sih dunia
kepenulisan itu dan hal apa saja sih yang harus saya pelajari lagi tentang ilmu-ilmu
kepenulisan lainnya. Namun, ya seperti yang kalian ketahui tulisan saya masih
dibawah rata-rata yang perlu sekali untuk dipoles dan diperbaiki lebih baik
lagi.
Saya pernah membaca tentang firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah : 282 yang berbunyi :
وَلْيَكْتُبْبَيْنَكُمْكَاتِبٌبِالْعَدْلِ
( Dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar)
Ini adalah perintah
bagi pemberi hutang dan penerima hutang untuk memilih seorang penulis yang
tidak condong atau pilih kasih kepada salah satu dari mereka, namun orang yang
senantiasa mendahulukan kebenaran dan keadilan diantara mereka.
Contoh ayat diatas mengingatkan
kembali kita kepada kehidupan dunia saat ini, dimana banyak seorang penulis
yang menulis sesuatu hanya berdasarkan opini sebelah pihak, tanpa data yang kurang
akurat dan kurang tepat. Tulisan yang saya maksud disini mungkin bias menjadi
salah satu contohnya adalah tulisan jenis non-fiksi, Ya.
Dan setiap perbuatan yang kita lakukan didunia akan
ada balasannya diakhirat. Tulisan itu akan tetap abadi meski kita empunya telah
pergi. Kadang ayat diatas membuat saya merenung kembali tentang apa yang telah
saya tulis, sudah benarkah apa yang saya tulis, bias membawa manfaat atau tidak
bagi yang membacanya atau hanya sebuah hal yang penuh tipu daya saja yang saya
kerjakan. Kadang saya berfikir sampai sana. Namun apalah daya saat ini saya
masih terlalu nyaman untuk tetap menulis sesuatu yang menjadi kesukaan saya,
menulis untuk hiburan dan menulis untuk menyenangkan diri saya sendiri yaitu
menulis cerita fiksi yang tidak jauh dari tema cinta dan kehidupan.
Mungkin ini sedikit
tips yang tepat saat kita mulai kehabisan kata atau ide ditengah cerita atau
malah mengalami kebuntuan dalam menuntaskan kelanjutan cerita selain membaca
buku lagi (bacaan yang ringan), blog walking atau melihat tulisan orang lain
bisa menjadi inspirasi kita. Selanjutkan kita juga bisa refresing keluar rumah,
jalan-jalan atau malah berolah raga. Bisa jadi ketika diluar rumah pikiran kita
terbuka kita bisa mudah menulis atau menuangkan ide yang bahkan tak sempat
terlintas sebelumnya.
“Teruslah berkarya dengan apa yang kamu bias. Jangan
pernah berhenti berjuang karena sesungguhnya kamu tidak pernah tau kejutan apa
yang tengah menunggumu didepan sana.”
-Inara Yunita
Nganjuk, 22-09-2019
Komentar
Posting Komentar